7 Jenis Kopi di Dunia yang Paling Populer dan Mantap
Apa saja jenis kopi yang ada di dunia? Ternyata beberapa berasal dari Indonesia. Kopi adalah minuman memiliki penggemar sangat banyak di seluruh dunia.
Tidak hanya memiliki rasa yang nikmat, minuman yang umumnya berwarna hitam ini juga memiliki manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan energi, fokus, dan metabolisme.
Namun, tahukah kalian kalau ada berbagai jenis-jenis kopi di dunia yang memiliki karakteristik dan cita rasa yang berbeda-beda?
Dalam artikel ini, kami di ulasanesia akan membahas jenis kopi di dunia yang paling populer dan terkenal lezat, mulai dari kopi arabika, robusta, catimor, liberika, kolombia, gayo, hingga kintamani.
Kami juga akan memberikan informasi tentang asal, ciri, dan cara menyajikan masing-masing jenis kopi tersebut. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
1. Kopi Arabika
Arabika adalah jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi di dunia, mencapai sekitar 80% dari total produksi kopi secara global.
Jenis ini pertama kali masyarakat kenal di Ethiopia, kemudian menyebar ke berbagai negara, terutama di Amerika Latin, Afrika, sampai akhirnya ke Asia.
Kopi arabika tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 900-2000 meter di atas permukaan laut. Selain itu, ini memiliki ciri khas biji yang berbentuk oval dan pipih, dengan warna hijau kebiruan.
Kopi arabika juga memiliki kandungan kafein yang lebih rendah, sekitar 1 hingga 1,5%, cukup rendah kalau kalian bandingkan dengan jenis kopi lainnya.
Hal ini membuat jenis kopi ini memiliki rasa yang lebih halus, asam, dan aromatik. Arabika juga memiliki banyak varietas, seperti typica, bourbon, caturra, catuai, dan lainnya.
Cara menyajikan kopi arabika bervariasi, tergantung pada selera dan preferensi masing-masing orang. Namun, umumnya kopi arabika diseduh dengan metode manual, seperti pour over, french press, aeropress, atau siphon.
Metode manual tersebut dapat mengeluarkan rasa dan aroma kopi arabika dengan lebih optimal. Kopi arabika juga cocok untuk dibuat menjadi espresso, cappuccino, latte, atau americano.
2. Jenis Kopi Robusta
Jenis kopi berikutnya adalah robusta, ini merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia, mencapai sekitar 90% dari total produksi kopi nasional.
Faktanya, pada Kopi Ijo Waris di Tulungagung juga menggunakan kopi arabika sebagai jenis utamanya. Selain pada bahan lain seperti kacang hijau dan daun rempah khusus.
Jenis ini berasal dari Afrika Barat, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, seperti Brasil, Vietnam, India, dan Filipina.
Kopi robusta tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 200-800 meter di atas permukaan laut.
Memiliki ciri khas biji yang berbentuk bulat dan padat, dengan warna hijau kekuningan, cocok sebagai bahan penambah di Kopi Ijo Tulungagung.
Kopi ini ternyata memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi, sekitar 2-2,5%, daripada jenis kopi lainnya. Hal ini membuat kopi robusta memiliki rasa yang lebih pahit, kuat, dan berat.
Kopi robusta juga memiliki sedikit varietas, seperti conilon, canephora, dan nganda. Cara menyajikan kopi robusta biasanya dengan metode otomatis, seperti mesin kopi, drip, atau pod.
Metode otomatis ini dianggap dapat menghasilkan kopi robusta dengan konsistensi dan kualitas yang baik. Sering untuk campuran dengan kopi arabika untuk membuat kopi yang seimbang dan nikmat.
Kopi robusta juga cocok untuk dibuat menjadi kopi susu, kopi tubruk, atau kopi luwak.
3. Kopi Catimor
Kopi catimor adalah jenis kopi yang merupakan hasil persilangan antara kopi arabika varietas caturra dan kopi robusta varietas timor.
Jenis kopi ini pertama kali dikembangkan di Portugal pada tahun 1959, kemudian dibawa ke Indonesia pada tahun 1970.
Kopi catimor tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1000-1500 meter di atas permukaan laut.
Memiliki ciri khas biji yang berbentuk oval dan pipih, dengan warna hijau kecoklatan. Kopi catimor punya kandungan kafein yang sedang, sekitar 1,5-2%, yang merupakan perpaduan antara kopi arabika dan kopi robusta.
Hal ini membuatnya memiliki rasa yang sedikit asam, pahit, dan beraroma buah. Kopi catimor juga memiliki beberapa varietas, seperti ateng, borbor, dan sigararutang.
Cara menyajikan bisa dengan metode manual atau otomatis, tergantung pada kualitas dan proses pengolahannya.
Jika memiliki kualitas tinggi dan prosesnya sejak awal baik, maka bisa kalian seduh dengan metode manual, seperti pour over, french press, atau siphon.
Tetapi kalau kopi catimor memiliki kualitas rendah dan prosesnya sejak awal kurang baik, maka bisa kalian seduh dengan metode otomatis, seperti mesin kopi, drip, atau pod.
4. Jenis Kopi Liberika
Selanjutnya ada kopi liberika, adalah jenis kopi yang berasal dari Liberia, Afrika Barat. Faktanya, kopi ini jarang ada di pasaran, karena hanya tumbuh hanya di beberapa negara, seperti Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Kopi liberika tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian sekitar 500-1000 meter di atas permukaan laut.
Memiliki ciri khas biji yang berbentuk elips dan besar, dengan warna hijau keabu-abuan. Kopi liberika juga memiliki kandungan kafein yang rendah, sekitar 0,5-1%, yang merupakan yang terendah di antara jenis-jenis kopi di dunia.
Hal ini membuat kopi liberika memiliki rasa yang lebih ringan, manis, dan beraroma kayu. Kopi liberika juga memiliki beberapa varietas, seperti dewevrei, excelsa, dan abeokutae.
Cara menyajikan kopi liberika bisa dengan metode manual atau otomatis, tergantung pada selera dan ketersediaan alatnya.
Jika kalian ingin menikmati kopi liberika dengan rasa yang lebih autentik, kalian bisa menyeduhnya dengan metode manual, seperti pour over, french press, atau siphon.
Tetapii tidak ada salahnya jika kalian ingin menikmati kopi liberika dengan cara yang lebih praktis, yaitu menyeduhnya dengan metode otomatis, seperti mesin kopi, drip, atau pod.
5. Kopi Kolombia
Berikutnya ada kopi kolombia adalah jenis kopi yang berasal dari Kolombia, Amerika Selatan. Jenis ini ternyata salah satu kopi terbaik dan terpopuler di dunia, karena memiliki kualitas dan standar yang tinggi.
Kopi kolombia tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1200-2000 meter di atas permukaan laut, di daerah yang memiliki iklim tropis dan curah hujan yang cukup.
Memiliki ciri khas biji yang berbentuk oval dan pipih, dengan warna hijau kebiruan. Kopi kolombia juga memiliki kandungan kafein yang sedang, sekitar 1,2-1,4%, yang merupakan perpaduan antara kopi arabika dan kopi robusta.
Hal ini membuat kopi kolombia memiliki rasa yang seimbang, asam, dan beraroma buah. Kopi kolombia juga memiliki banyak varietas, seperti supremo, excelso, medellin, dan narino.
Cara menyajikan kopi kolombia bisa dengan metode manual atau otomatis. Kalau kalian ingin mengekstrak rasa dan aroma kopi kolombia dengan maksimal, kalian bisa menyeduhnya dengan metode manual.
Jika kalian ingin membuat minuman kopi yang lebih kaya dan kental, kalian bisa menyeduhnya dengan metode otomatis, semuanya sesuka hati dan lidah masing-masing!
6. Kopi Gayo khas Sumatera
Kopi gayo adalah jenis kopi yang berasal dari dataran tinggi Gayo, Aceh, Sumatera. Kopi ini merupakan salah satu kopi organik yang mendapat pengakuan secara internasional, karena proses tanam tanpa menggunakan pestisida atau bahan kimia lainnya.
Kopi gayo tumbuh di dataran tinggi sekitar 1400-1900 meter di atas permukaan laut, di daerah yang memiliki tanah vulkanik dan iklim subtropis.
Memiliki ciri khas biji yang berbentuk oval dan pipih, dengan warna hijau kecoklatan. Kopi gayo juga memiliki kandungan kafein yang rendah, sekitar 1-1,2%, yang merupakan salah satu jenis kopi arabika.
Hal ini membuat kopi gayo memiliki rasa yang lembut, asam, dan beraroma herbal. Serta punya beberapa varietas, seperti lintong, takengon, dan ulee kareng.
Cara menyajikan kopi gayo bisa dengan metode manual atau otomatis kesukaan kalian. Kalau manual, bisa merasakan kopi gayo dengan cita rasa yang alami dan segar. Kalau otomatis, dapat menikmati rasa yang lebih kuat dan kaya.
7. Jenis Kopi Kintamani khas Pulau Bali
Kopi kintamani adalah jenis kopi yang berasal dari dataran tinggi Kintamani, Bali. Merupakan salah satu kopi unik yang memiliki rasa dan aroma yang berbeda dari jenis-jenis kopi di dunia lainnya, karena proses tanam bersama dengan tanaman buah-buahan seperti jeruk, mangga, dan pisang.
Kopi kintamani tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1000-1600 meter di atas permukaan laut, di daerah yang memiliki tanah vulkanik dan iklim tropis.
Memiliki ciri khas biji yang berbentuk oval dan pipih, dengan warna hijau kekuningan, serta kandungan kafein yang rendah, sekitar 0,8-1%.
Kandungan kafein yang rendah itu membuat kopi ini punya rasa yang manis, asam, dan beraroma buah-buahan.
Kopi kintamani juga memiliki beberapa varietas, seperti bali kintamani, bali kintamani natural, dan bali kintamani honey.
Itulah beberapa jenis kopi yang populer di seluruh dunia, ternyata ada juga yang berasal dari Indonesia, ya!